Langsung ke konten utama

Teori Drama



A.    Sejarah Drama
Kelahiran drama purba
-          Upacara Primitif
-          Nyanyian Penghormatan
-          Mendengarkan Cerita

1.      Drama dan teater Yunani kuno
-          Festival tari dan nyanyian (600 SM)
-          Pemujaan dewa Dyonisius (dewa kesuburan bagi bangsa Yunani)
-          Tradisi sayembara drama
Tokoh drama Yunani
a.       Aristoteles
Penggagas tata pemanggungan drama Yunani dan hukum drama. Pemanggungan drama Yunani:
-          Poeima ( toko menginginkan sesuatu )
-          Pathema ( tersiksa dan menderita )
-          Mathema ( pencerahan )
Contoh drama Oidipus  sang raja, karya Sophocoles
·         Oidipus bertekad menemukan wabah di negerio thebes yang sedang dalam kekuasaannya ( poeima )
·         Dialognya dengan juru ramal menyebabnya tersiksa karena ia melihat dirinya sebagai pembawa malapetaka ( pathema )
·         Sang oidipus menyadari secara tidak sengaja ia telah bunuh ayahnya dan menikahi ibunya, jacosta ( mathema )
Hukum kesatuan menciptakan drama
-          Kesatuan Waktu
-          Kesatuan Tempat
-          Kesatuan Laku

b.      Thespis
Pemakaian topeng , karakter berdialog dengan koor.
Konstruksi teater Yunani
-          Orchestra : tempat bermain
-          Thymele : pusat orchestra ( puncak pemujaan )
-          Theatron : tempat penonton
-          Scene : tempat berganti pakaian para pemain
-          Parados : ruang keluar masuk para pemain
Format penyajian drama Yunani Klasik
ü  Prolog : bagian yang diucapkan sebelum pertunjukan dimulai
ü  Parodus : lagu yang dinyanyikan panduan suara
ü  Episode : adegan-adegan, dialog-dialog si  pemain sampai pertunjukan selesai
ü  Stasima : bagian/kelompok nyanyian paduan suara
ü  Exodus : bagian akhir ketika kelompok penyanyi pergi

2.      Drama dan teater Romawi
Orchestra sebagai ruang penonton, sedangkan lakon dimainkan di tempat yang merupakan kesatuan dengan latar belakang. Desain pentas terlindung oleh atap

3.      Drama dan teater abad pertengahan
-          Drama perjanjian lama ( berhubungan dengan kejatuhan manusia )
-          Drama perjanjian baru ( berhubungan dengan Yesus Kristus )
-          Drama kematian dan kebangkitan manusia.
Ciri-ciri panggung abad pertengahan
·         Panggung teater dibongkar pasang
·         Model pentas diubah-ubah sesuai dengan lakon yang akan dimainkan
·         Penonton berdiri / duduk di sekitar pentas
·         Para pemain bermain di depan tirai dan berganti pakaian di belakang tirai

4.      Drama dan teater Renaissance
Tiga drama yang terkenal pada zaman ini yakni:
-          Tragedi
-          Komedi
-          Pastoral
Tokohnya yakni Ben Johnson. Ia mendapat pengaruh dari Yunani klasik dan drama abad pertengahan

5.      Drama dan teater Elizabethan
Pada akhir abad ke enam belas, drama Elizabethan menjadi bentuk drama yang terbaik dalam kesusastraan. Tokoh drama Inggris yang terkenal yakni William Shakerpeare ( 1564-1616 ). Karyanya : Romeo and Juliet, Julius Caesar, Hamlet, Anthony dan Cleopatra



Aliran Drama

1.      Aliran Neoklasik
-          Berkembang di Prancis tahun 1630’ an.
-          Hanya ada 2 bentuk drama yaitu tragedi dan komedi.
-          Karakter yang dimainkan bersifat universal dan bukan individual ( karakter tokoh tidak berubah-ubah ).
-          Alur yang terbangun merupakan kejadian sehari-hari yang hanya satu kejadian saja.

2.      Aliran Romantik
-          Berkembang tahun 1800-1850.
-          Prinsipnya adalah kebebasan dalam berkreativitas untuk memahami manusia dan semesta.
-          Kebebasan bentuk sehingga isi yang ditampilkan fantastis dan tidak logis.
-          Menonjolkan keindahan bahasa.
  1. Aliran Realisme
-          Berkembang sekitar tahun 1850’ an.
-          Illusion of reality di atas panggung.
-          Tidak hanya menghibur,tetapi berusaha mengembangkan problem dari suatu masa.
-          Ada 2 realisme yaitu realisme sosialis ( pemain terlihat wajar seperti dalam kehidupan sehari-hari ) dan realisme psikologis ( unsure-unsur kejiwaan ).
  1. Aliran Simbolisme
-          Mengungkapkan sesuatu tidak secara terang-terangan.
-          Ekspresinya mengungkapkan dengan symbol-simbol tertentu.
  1. Aliran Ekspresionisme
-          Lahir sesudah perang dunia pertama.
-          Bersifat agak ekstrem.
-          Pergantian adegan sangat cepat.
  1. Aliran Absurdisme
-          Tidak rasional.
-          Muncul pertama kali di Prancis sesudah perang dunia kedua.
-          Dialog antar tokoh yang melompat-lompat.
-          Alur melingkar-lingkar.
-          Tidak ada pemecahan masalah secara tuntas.

Perkembangan Drama dan Teater Indonesia

  1. Teater Tradisional
Teater yang berakar tradisi dan budaya masyarakat. Ciri-ciri teater tradisional:
-          Tanpa naskah.
-          Semangat kebersamaan.
-          Lebih mengedepankan aspek religious.
Funsi teater tradisional:
-          Media pendidikan.
-          Kritik sosial.
-          Hiburan masyarakat.
-          Menumbuhkan solidaritas kolektif.
  1. Toneel
  2. Komedi stamboel: membutuhkan naskah, sudah dikelolah secara professional,                                     keuntungan financial.
  3. Teater di masa Jepang
Naskah drama pada masa itu disensor

Ciri khas teater modern Indonesia:
-          Aspek panggung.
-          Aspek bahasa (bahasa Indonesia).
-          Penonton sudah dikenai tiket.
-          Mempergunakan naskah.


Enam nilai dramatik drama
  1. Plot
  2. Karakter           struktur drama ( bentuk drama waktu pementasan)
  3. Tema

  1. Dialog
  2. Suasana                   tekstur drama (yang diamati oleh pengamat)
  3. Aspek visual

  1. Plot : urutan peristiwa yang hubungan secara kausalitas (sebab-akibat). Plot berupa melepas lapis-lapis ketersembunyian. Ide kontruksi plot dikemukakan oleh Aristoteles (awal,tengah,akhir). Plot drama Aristoteles:
-          Eksposisi (pendahuluan/ pengenalan tokoh).
-          Komplikasi (permasalahan).
-          Klimaks (puncak masalah).
-          Penyelesaian.
  1. Karakter
Tokoh membawakan tema dalam keseluruhan rangkaian latar dan alur. Karakter mempunyai sifat multidimensional (dimensi fisiologis,sosiologis,psikologis). Ada dua macam perwatakan:
-          Watak datar / statis
-          Watak bulat / kompleks

Metode Penyuguhan Karakter
  1. Metode Analitik
Sifat tokoh diuraikan langsung
  1. Metode Dramatik
Sifat tokoh disajikan melalui reaksi tokoh terhadap peristiwa yang dialami, pandangan tokoh lain terhadap tokoh itu sendiri.
  1. Metode Analitik-Dramatik: kombinasi metode analitik dan dramatic
  1. Tema
Tema bisa diungkapkan secara eksplisit (langsung) maupun implicit (tidak langsung). Tema pada beberapa drama disebut dengan moral drama.
  1. Dialog
-          Sarana primer drama.
-          Dialog menggerakan alur.
-          Dialog sumber utama menggali informasi.
-          Peran dialog dalam teks drama : menetapkan karakter tokoh,ruang (latar), aksi di atas panggung.
-          Dialog disusun dengan sistem penggilir.
  1. Suasana
Suasana akan terbangun apabila berhubungan dengan unsure lain (dialog,irama permainan, spectacle). Suasana dapat dirasakan pada saat unsur-unsur tersebut dikomunikasikan secara langsung dengan penonton.

Aspek Visual (spectacle)
-          Mengacu pada pembabakan, tata kostum, tata rias, tata lampu dan perlengkapan yang lain.
-          Spectacle sangat menghidupkan dan menjadi bagian penting dalam pementasan drama.
-          Drama konvensional lebih memperhatikan penyajian spectacle yang rinci,  drama absurd penyajian spectacle cukup melalui symbol-simbol tertentu.

Dasar-dasar pementasan drama
  1. Akting
adalah wujud kasat mata dari suatu seni peragaan tubuh,yang menirukan perilaku-perilaku manusia mencakup segala segi,lahir dan batin. Tiga ciri dasar yang mesti dimiliki seorang aktor yaitu
a.       Bakat (harus ada sejak awal dan terus dikembangkan dengan kerja keras).
b.      Kemauan (diuji melalui semangat dan gairah seseorang).
c.       Latihan (proses untuk mendapatkan pementasan yang sukses).
  1. Pembangunan akting dan karakter. Yang mesti dikuasai yaitu
a.       Kosentrasi (paling utama dengan melatih panca indra terhadap sesuatu yang fiktif, melatih perassaan terhadap emosi-emosi tertentu).
b.      Vokal (sebaga penyampai utama gagasan, dengan latihan pernapasan, menyanyi dan deklamasi).
c.       Indra (latihan mata, mendengarkan dsb).
d.      Tubuh (aktor harus bertingkah wajar dan natural).
e.       Intelegensia (aktor harus dapat memerintahkan pikiran dan intelegensinya sendiri sehingga dapat ,mengubahnya untuk peran apa pun yang dilakoninya. Artinya aktor harus dapat mengubah citra dirinya apabila ia sebagai orang bodoh, gila, dsb).
f.       Ingatan emosi (berusaha menggali, mencari, menemukan emosi yang tidak dimilikinya).
g.      Imajinasi (pengandaian, mengkhayal, mendengarkan musik klasik).
h.      Pembangunan watak
Setelah aktor mendapat gambaran tentang perannya, gambaran itu harus dapat diperjelas lagi dengan jalan :
-          Menelaah struktur psikis peran dengan bertanya tentang bagaimana intelegensinya, sikap wataknya, pengaruh masa lampau.
-          Memberi identifikasi.
-          Mencari hubungan emosi dengan peran.
-          Penguasaan teknis.
i.        Irama
Harus dipahami sebagai perubahan-perubahan yang teratur dan dapat diukur dari segala macam unsur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengimbuhan: Imbuhan me- + KTSP

Sebelumnya, silakan jawab beberapa pertanyaan ini. Tentukan penulisan imbuhan me- yang tepat di antara kedua kata berikut! 1. mengkontrak atau mengontrak 2. mensejahterakan atau menyejahterakan 3. mempaku atau memaku 4. mentraktir atau menraktir 5. mengkonsolidasi atau mengonsolidasi 6. mempengaruhi atau memengaruhi 7. mempercayai atau memercayai 8. memperhatikan atau memerhatikan 9. mempertinggi atau memertinggi 10. mempunyai atau memunyai Dari kesepuluh jawaban tersebut, silakan hitung jawaban kamu yang benar. Jawaban yang tepat adalah 1. mengontrak 2. menyejahterakan 3. memaku 4. mentraktir 5. mengonsolidasi 6. memengaruhi 7. memercayai 8. memerhatikan 9. mempertinggi 10. mempunyai Jika jawaban kamu ada yang salah, silakan lanjutkan membaca tulisan ini karena saya akan memberikan beberapa petunjuk mengenai hal tersebut. Namun, jika benar semua, selamat, tandanya kamu sudah menguasai pengimbuhan me- sehingga tidak perlu memba...

Analisis Gerakan Feminisme Puisi "Surat Seorang Istri" Karya W.S.Rendra

W.S.Rendra adalah salah satu penulis terkenal Indonesia yang karyanya paling banyak disukai generasi zaman sekarang. Karyanya yang paling banyak adalah berupa puisi dan syair yang lebih mengisahkan kehidupan kaum wanita. Dalam sejarah hidup beliau, dia sudah mulai mengenal lawan jenis saat usia 11 tahun, dia punya banyak teman. Daya Tarik dari tingkah laku beliau sudah barang tentu memikat gadis-gadis. Memang beliau tampak sebagai anak yang gemar menggoda saat itu. Mungkin hal inilah yang menyebabkan karya-karyanya lebih mengisahkan kaum wanita. Salah satu karyanya yang terkenal dalam buku Puisi-Puisi Cinta adalah puisi yang berjudul “Surat Seorang Istri” yaitu pada halaman 32. Gerakan feminime dalam pusi Surat Seorang Istri karya W.S.Rendra adalah mengandung feminisme Liberal yaitu adanya kesetaraan hak dan kedudukan antara pria dan wanita yaitu pada bait ke-5 puisi yang berbunyi: Engkau memang rajawali, Abang ! Tabah dan mengagumkan ! Harus kulepas engkau terbang Bila ...

Analisis Anafora dan Katafora Pada Wacana Berita "Misteri Tewasnya Ilmuwan NASA, Dibunuh Alien ?"

1.       Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, pemikiran kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan yang disertai dengan unsur segmental dan nonsegmental. Menurut Kurniawan (1999:221) dalam Darma (2009:3) bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia sehingga dalam kenyataannya bahasa menjadi aspek penting dalam melakukan sosialisasi atau berinteraksi sosial. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan berbagai berita, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan lain-lain kepada orang lain. Bahasa meliputi tataran gramatikal yakni mulai dari tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana. Berdasarkan hierarkinya, wacana merupakan tataran bahasa terbesar, tertinggi dan terlengkap. Hal ini dikarenakan wacana dibentuk oleh paragraf-paragraf, yang dibentuk oleh kalimat-kalimat. Wacana yang baik adalah wacana yang memperhatikan hubungan anta...

Contoh Proposal KKN

Denpasar , 3 Agustus 2016 Nomor              : 00 2 /KKN.UNMAS/ VII /2015 Lampiran          :1 (satu) Gabung Perihal              :Permohonan Dana Kepada Yth. LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar         d i             Tempat Dengan hormat,             Dalam rangka merealisasikan program kerja mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mahasaraswati Denpasar Angkatan XXXI X Periode I I di UNMAS dan sekitarnya dari tanggal 25 Juli 2014 s.d. 3 September 201 6 kami bermaksud untuk mengajukan permohonan dana.             Sehubungan dengan hal tersebut kami ajukan proposal permohonan dana ...

Ejaan Bahasa Indonesia

1.  Ejaan van Ophuysen (1901-1947) Charles Adrian van Ophuijsen (Ch. A. van Ophuysen) merupakan tokoh penting dalam tonggak bahasa Indonesia. Seperti yang udah gue sebutkan sebelumnya di atas, ejaan Ophuijsen lahir dari niat pemerintah kolonial Belanda untuk menengahi keberagaman variasi bahasa Melayu yang ada di Nusantara saat itu, sekaligus memudahkan Belanda menyebarkan kekuasaan di daerah kolonisasinya. Faktor Pemicu Hadirnya Ejaan van Ophuysen Dulu, bahasa Melayu yang menjadi cikal bakal BI ditulis menggunakan huruf Jawi (Arab Melayu atau Arab gundul). Meskipun bahasa ini tetap hidup di masyarakat, para sarjana Belanda menilai bahasa Melayu tidak cocok menggunakan huruf Arab karena penulisan huruf vokal seperti e , i , o ditulis sama saja saat ingin menuliskan kata yang memiliki vocal a dan u . Bagi yang tinggal di daerah Riau dan pernah mendapatkan pelajaran Arab Melayu dari sekolahnya, mungkin ngerti nih  dengan apa yang gue maksud. Sebagai ilustrasi, cob...