A. Afiks
meN-
Penggunaan meN- sebagai lambang awalan dapat diartikan bahwa
bahasa Indonesia memiliki enam awalan, yaitu me-, men-, meny-, mem-,meng-, menge- (Arifin, 2009: 30). Fungsi
dari afiks meN- sebagai pembentuk kata verba (kerja) transitif meskipun ada
juga yang berbentuk intransitif.
1.
Prefiks meN- direalisasikan menjadi me-
Dalam perubahan prefiks meN- menjadi
me- terjadi pembatalan nasalisasi
sehingga menjadi /meØ-/ peristiwa ini terjadi jika bentuk dasar yang mengikuti
prefik meN- berfonem awal /m/, /n/, /l/,
/r/, /w/, dan /ň(ny) (Ariyanto,
2010 :72).
Contoh :
Prefiks
|
Fonem Awal
|
Bentuk Dasar
|
Realisasi Nasal dan Realisasi
Fomem Awal
|
Hasil Ubahan
|
meN-
|
/m/
= m
|
Marah
Musnah
Maju
|
/meØ-/
:
→[mə-
+m…]
me- +m…
m→
m
|
Memarahi
Memusnahkan
Memajukan
|
meN-
|
/n/
= n
|
Niat
Nafkahi
|
/meØ-/
:
→[mə-
+n…]
me- +n…
n→
n
|
Meniatkan
Menafkahi
|
meN-
|
/l/
= l
|
Luka
Lari
|
/meØ-/
:
→[mə-
+l…]
me- +l…
l→
l
|
Melukai
Melarikan
|
meN-
|
/r/
=r
|
Rasa
Ramal
|
/meØ-/
:
→[mə-
+r…]
me- +r…
r→
r
|
Merasakan
Meramalkan
|
meN-
|
/w/
=w
|
Wakil
Wajib
|
/meØ-/
:
→[mə-
+w…]
me- +w…
w→
w
|
Mewakili
mewajibkan
|
meN-
|
/ň/
= ny
|
Nyaring
Nyanyi
|
/meØ-/
:
→[mə-
+ň…]
me- +ny…
ny→
ny
|
Menyaringkan
Menyanyikan
|
meN-
|
/y/
= y
|
Yakin
|
/meØ-/
:
→[mə-
+y…]
me- +y…
y→
y
|
Meyakinkan
|
2. Prefik meN- direalisasikan mejadi mem-:
Hal ini terjadi jika bentuk dasar
yang mengikuti prefiks meN- berfonem /b/,
/p/, /f/, dan /v/ dan
direalisasikan dalam bentuk nasal bilabial /m/.
Akan tetapi untuk bentuk dasar yang berfonem /p/ fonem ini mengalami perubahan nasal bilabial /m/ tetapi nasalisasi mengalami
zeronisasi sehingga menjadi /meø-/.
Contoh :
meN- +
pukul
→ mem- + pukul
meø- + mukul
→ [məø- + mukul]
→ [məmakai]
→ memakai
Prefiks
|
Fonem Awal
|
Bentuk Dasar
|
Realisasi Nasal dan Realisasi
Fomem Awal
|
Hasil Ubahan
|
meN-
|
/b/
= b
|
Bantu
Buang
|
/mem-/
:
→[məm-
+b…]
mem- +b…
b→
b
|
Membantu
Membuang
|
meN-
|
/p/
= p
|
Putar
Putus
|
/meØ-/
:
→[mə-
+m…]
me- +m…
p→
m
|
Memutar
Memutus
|
meN-
|
/f/
= f
|
Fitnah
|
/mem-/
:
→[məm-
+f…]
mem- +f…
f→
f
|
Memfitnah
|
meN-
|
/v/
=v
|
Variasi
|
meN-
/mem-/
:
→[məm-
+v…]
mem- +v…
v→
v
|
Memvariasikan
|
3.
Prefik meN- direalisasikan sebagai men-:
Prefik meN- direalisasikan sebagai men- ketika diikuti oleh bentuk dasar yang berfonem /d/, /t/, /c/, /j/, /z/, /∫ (sy)/. Akan
tetapi untuk bentuk dasar yang fonem awalnya /t/, pada nasalisasinya terjadi zeronisasi sehingga menjadi /meø-/.
Contoh :
meN- +
tata
→ men- + tata
→ meø- + nata
→ [məø- + nata]
→ [mənata ]
→ menata
Prefiks
|
Fonem Awal
|
Bentuk Dasar
|
Realisasi Nasal dan Realisasi
Fomem Awal
|
Hasil Ubahan
|
meN-
|
/d/
= d
|
Donor
Dana
|
/men-/
:
→[mə-
+d…]
me- +d…
d→
d
|
Mendonorkan
Mendanai
|
meN-
|
/t/
= t
|
Tipu
Tindas
|
/meØ-/
:
→[məø-
+n…]
me- +n…
t→
n
|
Menipu
Menindas
|
meN-
|
/c/
= c
|
Curi
Cium
|
/men-/
:
→[məň-
+c…]
men- +c…
c→
c
|
Mencuri
Mencium
|
meN-
|
/j/
=j
|
Jumlah
Jemur
|
/men-/
:
→[məň-
+j…]
men- +j…
j→
j
|
Menjumlah
Menjemur
|
meN-
|
/z/
= z
|
Zakat
Zalim
|
/men-/
:
→[məň-+z…]
men- +z…
z→
z
|
Menzakati
Menzalimi
|
meN-
|
/∫/
= sy
|
Syarat
|
/men-/
:
→[məň-
+∫…]
me- +sy…
sy→
sy
|
Mensyaratkan
|
4.
Prefiks meN- direalisasikan
sebagai meny-:
Peristiwa ini terjadi jika bentuk dasar yang mengikuti
prefiks meN- berfonem awal /s/ akan
tetapi fonem ini mengalami perubahan menadi nasal lamino-palatal /ň/ yang secara otografis ditulis dengan
ejaan ny sedangkan nasalisasi pada prefik meN- mengalami zeronisasi sehingga
menjadi /meø/. Pada kasus ini terdapat penghilangan nasal dan prefiksnya.
Contoh :
meN- +
susah
→ meny- + susah
meø- + nyusahkan
→ [məø- + ňusahkan]
→ [məňusahkan]
→ menyusahkan
Prefiks
|
Fonem Awal
|
Bentuk Dasar
|
Realisasi Nasal dan Realisasi
Fomem Awal
|
Hasil Ubahan
|
meN-
|
/s/
= s
|
Sadar
Suka
Suruh
Salam
|
/meø-/
:
→[məø-
+ň…]
me- +s…
s→
ny
|
Menyadarkan
Menyukai
Menyuruh
Menyalami
|
5.
Prefiks meN- direalisasikan sebagai meng-:
Pada peristiwa ini terjadi nasalisasi yang berbentuk nasal dorso-velar /ŋ/ yang secara otografis ditulis (ng) dan terjadi jika bentuk
dasar yang mengikuti prefiks meN- berfonem awal /k/, /g/, /q/, /a/, /i/, /u/, /e/, /o/. Akan tetapi untuk bentuk
dasar yang fonem awalnya /k/, fonem
ini mengalami perubahan menjadi nasal darso-
velar /ŋ/ sedangkan nasalisasi
pada prefiks mengalami zeronisasi sehingga menjadi /meø-/. Dengan kata lain,
ada peristiwa penghilangan nasal pada prefiksnya.
Contoh :
meN- + kuatkan
→ meng- + kuatkan
→ meø- + nguatkan
→ [məø- + ŋuatkan]
→ [məŋuatkan]
→ menguatkan
Prefiks
|
Fonem Awal
|
Bentuk Dasar
|
Realisasi Nasal dan Realisasi
Fomem Awal
|
Hasil Ubahan
|
meN-
|
/g/
= g
|
Gambar
Ganggu
|
/meng-/
:
→[məŋ-
+g…]
meng- +g…
g→
g
|
Menggambarkan
Mengganggu
|
meN-
|
/k/
= k
|
Kurang
Kupas
|
/meØ-/
:
→[məø-
+ng…]
me- +ng…
k→
ng
|
Mengurangi
Mengupasi
|
meN-
|
/h/
= h
|
Hancur
Harum
|
/meng-/
:
→[məŋ-
+h…]
meng- +h…
h→
h
|
Menghancurkan
Mengharumkan
|
meN-
|
/q/
=q
|
Qodho
Qosar
|
/meng-/
:
→[məŋ-
+q…]
meng- +q…
q→
q
|
Mengqodho
Mengqosar
|
meN-
|
/x/
= kh
|
khusus
|
/meng-/
:
→[məŋ-+kh…]
meng- +kh…
x→
kh
|
Mengkhususkan
|
meN-
|
Semua
fonem vocal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/
|
Atur
Izin
Urus
Elok
Obat
|
/meng-/
:
→[məŋ-
+vokal…]
meng- +vokal…
vokal→
vokal
|
Mengatur
Mengizinkan
Mengurus
Mengelokkan
Mengobati
|
6.
Prefiks meN- direalisasikan sebagai menge-:
Hal ini menunjukkan bahwa adanya proses perubahan bunyi meN-
menjadi [məŋə-] yang secara otografis ditulis dengan ejaan /menge-/. Peristiwa ini terjadi jika bentuk dasar yang
mengikuti prefiks meN- berupa bentuk dasar yang hanya berunsur satu silabel.
Contoh :
meN- + Bom
→ menge- + bom
→ [məŋəbom]
→ mengebom
Prefiks
|
Fonem Awal
|
Bentuk Dasar
|
Realisasi Nasal dan Realisasi
Fomem Awal
|
Hasil Ubahan
|
meN-
|
Konsonan
apa saja
(satu
silabel)
|
Bom
Pel
Las
Cat
Sah
cek
|
/menge-/
:
→[məŋŋə-
+(silabel)…]
menge- +(silabel)…
silabel→
silabel
|
Mengebom
Mengepel
Mengelas
Mengecat
Mengesahkan
Mengecek
|
Prefik meN- yang bergabung dengan bentuk dasar yang fonem
awalnya /k/, /t/, /s/, /p/, maka
mengalami pembatalan nasalisasi dan fonem awal dari bentuk dasar akan berubah
menjadi homogran sesuai dengan fitur fonem awal.
Contoh :
meN- +
patahkan
→ mematahkan
meN- +
tertipkan
→ menertipkan
meN- +
kuasai
→ menguasai
meN- +
sarankan
→ menyarankan
B. Prefiks peN-
Penggunaan peN- sebagai lambang awalan dapat diartikan bahwa
bahasa Indonesia memiliki enam awalan, yaitu pe-, pen-, peny-, pem-,peng-, dan penge-.
Fungsi
afiks peN- sebagai pembentuk kata nomina (benda).
prefiks peN- pada dasarnya sama dengan morfofonemik prefiks
meN- dengan tambahan sedikit catatan.
Pertama: Apabila fonem awal bentuk dasar
yang mengikutinya berfitur bunyi tansuara termasuk fonem awal untuk klaster.
Fonem-fonem itu akan berubah menjadi nasal yang homogran meskipun adakalanya
fonem yang dimaksud tidak berubah. Hal ini terkait dengan kata-kata berprefiks
meN-.
No
|
Bentuk Dasar
|
Prefiks meN-
|
Prefiks peN-
|
1
|
Proses
|
Memproses
|
Pemroses
Pemproses
|
2
|
Pikirkan
|
Memikirkan
|
Pemikir
|
3
|
Protes
|
Memprotes
|
Pemrotes
Pemprotes
|
4
|
Kirim
|
Mengirim
|
Pengirim
|
5
|
Program
|
Memprogram
|
Pemogram
Pemprogram
|
Prefiks peN- diabaikan jika prefiks peN- digunakan untuk
menurunkan kata-kata baru yang erat berkaitan dengan bentuk kata berprefiks ber- atau di-. Kata-kata ubahan yang terjadi merupakan kata-kata yang
bersangkutan dengan profesi atau pekerjaan.
No
|
Bentuk Dasar
|
Prefiks meN-
|
Prefiks ber- /di-
|
Prefiks peN-
|
1
|
Tinju
|
Meninju
-
|
-
Bertinju
|
Peninju
Petinju
|
2
|
Suruh
|
Menyuruh
|
-
Disuruh
|
Penyuruh
Pesuruh
|
3
|
Tatar
|
Menatar
-
|
-
Ditatar
|
Penatar
Petatar
|
4
|
Tani
|
-
|
Bertani
|
Petani
|
5
|
Nyanyi
|
Menyanyi
|
Bernyanyi
|
Penyanyi
|
6
|
Kerja
|
-
|
Bekerja
|
Pekerja
|
7
|
Tugas
|
-
|
Bertugas
|
Petugas
|
8
|
Sepakbola
|
Menyepakbola
|
-
Bersepakbola
|
Penyepakbola
Pesepakbola
|
9
|
Tenis
|
-
|
Bertenis
|
Petenis
|
C. Makna
Afiks meN- dan peN-
Afiks meN-
Semua kata berafiks meN- termasuk golongan kata verbal.
Karena itu afiks meN- hanya memiliki satu fungsi saja, yaitu sebagai pembentuk
kata kerja (verba) transitif dan intransitif (Ramlan, 2009: 107).
Yang dimaksud kata kerja (verba) adalah kata yang pada
tataran klausa memiliki kecenderungan menduduki fungsi predikat, dan pada
tataran frase dapat dinegatifkan dengan kata tidak. Misalkan kata mengerjakan,
memeriksa yang menduduki fungsi predikat dalam klausa-klausa di bawah ini:
·
Petani mengerjakan sawahnya dengan tekun.
·
Dengan rajin bapak guru memeriksa karangan muridnya.
Dan yang dapat dinegatifkan dengan kata tidak pada tataran frase menjadi tidak mengerjakan, tidak memeriksa.
Sebagian besar kata berafiks meN- termasuk golongan kata
kerja. Ada yang termasuk golongan kata kerja transitif, ialah kata kerja yang
dapat diikuti kata atau kata-kata sebagai obyeknya, misalnya kata kerja menulis, membaca, menjual, membeli, membuat,
memegang, memasak, menanam, menggali, mengimport, menyusun, dan ada yang
termasuk golongan kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak dapat
diikuti kata atau kata-kata sebagai objeknya, misalnya kata-kata melebar, menyempit, menepi, merokok,
mendarat, mengudara, membesar, meninggi, meluas. Yang termasuk golongan
kata sifat, misalkan kata mengantuk dan
menyendiri.
Bentuk dasar kata-kata berafiks meN- mungkin berupa pokok
kata, misalnya:
·
Mengambil → ambil
·
Meresmikan → resmikan
·
Merundingkan → rundingkan
·
Memperbesar → perbesar
·
Memukuli → pukuli
·
Mengetahui → ketahui
·
Mengalirkan → alirkan
Mungkin berupa kata verba. Kata verba yang banyak menjadi
bentuk dasar kata berafiks meN- ialah kata verba yang termasuk golongan kata
sifat, misalnya:
·
Melebar → lebar
·
Meluas → luas
·
meninggi→ tinggi
·
menyempit → sempit
·
memberat → berat
·
mengecil → kecil
Sedangkan yang termasuk golongan kata kerja hanya ada
beberapa saja, misalnya:
·
memakan → makan
·
mendatang → datang
·
menurun → turun
Mungkin pula berupa kata nomina, misalnya:
·
membabi buta →babi buta
·
mengalun → alun
·
menggulai → gulai
·
merokok → rokok
·
mendarat → darat
·
membatu → batu
Ada
juga kata meN- yang bentuk dasarnya berupa kata-kata golongan lain, misalnya:
·
menyatu → satu
Akibat pertemuan afiks meN- dengan bentuk dasarnya,
timbullah berbagai makna. Makna yang banyak dijumpai dalam penggunaan bahasa
ialah (Ramlan, 2009: 110):
1. Apabila bentuk dasarnya berupa pokok
kata, afiks meN- menyatakan makna “suatu perbuatan yang aktif lagi transitif”,
maksudnya perbuatan itu dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subyek dan
lagi menuntut adanya obyek. Makna ini, misalnya terdapat pada kata mengambil, menulis, mencetak, memperkaya,
meresmikan, merundingkan, memukul, membaca, melukis, mengakui, dan masih
banyak lagi.
2. Apabila bentuk dasarnya berupa kata
sifat, afiks meN- menyatakan makna “menjadi seperti keadaan yang tersebut pada
bentuk dasarnya atau singkat dapat dikatakan menyatakan makna proses”.
Misalkan:
·
Melebar
: ‘menjadi lebar’
·
Meluas
: ‘menjadi luas’
·
Meninggi
: ‘menjadi tinggi’
·
Menyempit
: ‘menjadi sempit’
·
Mengecil
: ‘menjadi kecil’
Demikian pula pada kata-kata menyombong, mereda, membesar, merata,
mencair, membeku, menguning, membusuk, membaik, mengeras, dan sebagainya.
3. Apabila bentuk dasarnya berupa kata
nomina, afiks meN- menyatakan berbagai makna seperti “memakai apa yang tersebut
pada bentuk dasar, menuju ke tempat, yang tersebut pada bentuk dasar, membuat
apa yang tersebut pada bentuk dasar, dan lain-lainnya lagi”, yang di sini
dirangkum dalam satu makna, ialah “melakukan tindakan berhubungan dengan apa
yang tersebut pada bentuk dasar”. Misalnya:
·
Membabi
buta
: ‘berlaku seperti babi buta’
·
Menepi
: ‘menuju ke tepi’
·
Menggulai
: ‘membuat gulai’
·
Merokok
: ‘mengisap rokok’
·
Mendarat
: ‘menuju ke darat’
·
Mendoa
: ‘mengucapkan doa’
·
Mengabdi
: ‘berlaku sebagai abdi’
·
Membujang
: ‘berlaku sebagai bujang’
Demikian pula menggunung, mengombak, mengalun, menganak sungai, membukit, mencangkul,
mengekor, mematung, mendarah daging, dan sebagainya.
4. Pada kata mengantuk dan menyendiri afiks
meN- menyatakan makna ‘dalam keadaan’, atau boleh juga dikatakan menyatakan
makna ‘statif’.
Afiks peN-
Kata berafiks peN- termasuk
kata nominal, misalnya kata pembaca,
penulis, pengarang, pemimpin, penembak dan sebagainya.
Kata pemalas, penakut, pemarah, peramah dan juga kata periang, pengasih, penyayang, dan
sebagainya. Kiranya perlu dipermasalahkan di sini. Sebagai kata nomina,
kata-kata tersebut jelas dari kemungkinannya didahului kata negatif bukan dan tidak mungkin dinegatifkan
dengan kata tidak:
Pemalas
Penakut
Ia
bukan
Pemarah
Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang
Pemalas
Penakut
Pematah
Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang
Namun demikian menarik perhatian juga bahwa kata-kata itu dapat
didahului kata sangat, suatu kata
tambahan yang selalu terletak di muka kata verba, teristimewa di muka kata
sifat, dan tidak pernah terletak di muka nominal:
Pemalas
Penakut
Pemarah
Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang
Mengingat kata-kata itu tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak, ialah suatu kata yang merupakan
ciri kata verba di samping ciri-ciri yang lain, maka kami berpendapat bahwa
kata-kata di atas termasuk golongan kata nominal, dan dengan demikian, afiks
peN- hanya memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata nomina (Ramlan, 2009:
125).
Bentuk dasar kata berafiks peN- bermacam-macam. Ada yang berbentuk pokok kata,
dan dalam hal ini, kata berafiks peN- memiliki pertalian dengan kata berafiks
meN-, misalnya:
Pembaca : bertalian
dengan membaca
Pengarang : bertalian dengan mengarang
Pembela : bertalian
dengan membela
Pencukur : bertalian dengan mencukur
Peninju
: bertalian dengan meninju
Pemotong
: bertalian dengan memotong
Pemberantas :
bertalian dengan memberantas
Ada
yang berupa kata sifat, misalnya:
Pemalas ← malas
Penakut ← takut
Pemalu ← malu
Peramah ← ramah
Periang ← riang
Di antara kata yang berafiks peN- yang bentuk dasarnya berupa kata sifat ada
yang memiliki pertalian dengan kata kerja berafiks meN-, ialah kata kerja meN-
yang bentuk dasarnya berafiks –kan, misalnya:
Pengeras
(suara) : bertalian
dengan mengeraskan
Penguat
: bertalian dengan menguatkan
Pendingin
: bertalian dengan mendinginkan
Penghalus
: bertalian dengan menghaluskan
(kaca)
pembesar : bertalian
dengan memperbesarkan
Pemanis
: bertalian dengan memaniskan
Perusak
: bertalian dengan merusakkan
Di
samping itu, ada juga kata berafiks peN- yang bentuk dasarnya berupa kata
nominal. Misalnya:
Pelaut
← laut
Penyair
← syair
Pengusaha
← usaha
Pencangkul
← cangkul
Afiks peN- memiliki berbagai makna yang dapat digolongkan sebagai berikut.
1.
Apabila bentuk dasarnya berupa pokok
kata, afiks peN- menyatakan makna
‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’.
Dengan kata lain, dapat dikatakan menyatakan makna ‘agentif’. Misalnya:
Pembaca
: ‘yang
(pekerjaannya) membaca’
Pengarang :
‘yang (pekerjaannya)
mengarang’
Pembela
: ‘yang (pekerjaannya)
membela
Pencukur :
‘yang (pekerjaannya)
mencukur’
Demikian pula afiks peN- pada kata-kata pemimpin,
penyusun, pemrasaran, pelukis, pengarah, pengganggu, penjaga, pembunuh,
pendorong, pencipta, pembebas, pemborong, penyanyi, penari, dan masih
banyak lagi.
2.
Di samping makna nomor 1 di atas,
afiks peN- mungkin juga menyatakan makna ‘alat yang dipakai untuk melakukan
perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’, misalnya:
Pemotong
: ‘alat untuk
memotong’
Pemukul
: ‘alat untuk memukul’
Penjahit
: ‘alat untuk
menjahit’
Pengangkut :
‘alat untuk mengangkut’
Demikian pula afiks peN- pada kata penahan,
penolak, pembasmi, pemberantas, pencegah, pembeli, pemancar, dan
sebagainya.
3.
Apabila bentuk dasarnya berupa kata
sifat, afiks peN- menyatakan makna ‘yang memiliki sifat yang tersebut pada
bentuk dasarnya’, misalnya:
Pemalas
: ‘yang memiliki sifat malas’
Penakut
: ‘yang memiliki sifat takut’
Pemalu
: ‘yang memiliki sifat malu’
Pemarah
: ‘yang memiliki sifat ramah’
Periang
: ‘yang memiliki sifat riang’
Demikian pula kata penyusah, pemuruh,
pendiam, penyayang, pengasih, pemberani, dan sebagainya.
4.
Selain makna yang tersebut pada
nomor 3 di atas, apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, afiks peN- mungkin
juga menyatakan makna ‘yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk
dasar’, misalnya:
Pengeras
: ‘yang menyebabkan jadi keras; yang mengeraskan’
Penguat
: ‘yang menyebabkan jadi kuat; yang menguatkan’
Pendingin : ‘yang
menyebabkan jadi dingin; yang mendinginkan’
Penghalus : ‘yang
menyebabkan jadi halus; yang menghaluskan’
Demikian juga kata-kata penyakit,
penawar, pemanis, (kaca) pembesar, Perusak, Penyelamat, dan sebagainya.
5.
Apabila bentuk dasarnya berupa kata
nomina, afiks peN- menyatakan makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan
berhubungan dengan benda tersebut pada bentuk dasarnya’. Misalnya:
Penyair
: ‘yang (pekerjaannya) mencipta syair’
Pelaut
: ‘yang (pekerjaannya) melakukan pekerjaan di laut’
Pengusaha : ‘yang
(pekerjaannya) mengusahakan suatu usaha’
Penggergaji
: ‘yang (pekerjaannya) melakukan pekerjaan dengan
gergaji;
‘yang (pekerjaannya) menggergaji’.
D. Penutup
Pada dasarnya afiks meN- dan peN- sama dalam pembentukan
kata dan memiliki perbedaan pada fungsi.
Komentar
Posting Komentar