Langsung ke konten utama

Afiks meN- dan peN-




A.    Afiks meN-
Penggunaan meN- sebagai lambang awalan dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia memiliki enam awalan, yaitu me-, men-, meny-, mem-,meng-, menge- (Arifin, 2009: 30). Fungsi dari afiks meN- sebagai pembentuk kata verba (kerja) transitif meskipun ada juga yang berbentuk intransitif.
1.       Prefiks meN- direalisasikan menjadi me-
Dalam perubahan prefiks meN- menjadi me- terjadi pembatalan nasalisasi sehingga menjadi /meØ-/ peristiwa ini terjadi jika bentuk dasar yang mengikuti prefik meN- berfonem awal /m/, /n/, /l/, /r/, /w/, dan /ň(ny) (Ariyanto, 2010 :72).
Contoh :
Prefiks
Fonem Awal
Bentuk Dasar
Realisasi Nasal dan Realisasi Fomem Awal
Hasil Ubahan

meN-
/m/ = m
Marah
Musnah
Maju
/meØ-/ :
→[mə- +m…]
     me- +m…
m→ m
Memarahi
Memusnahkan
Memajukan
meN-
/n/ = n
Niat
Nafkahi
/meØ-/ :
→[mə- +n…]
     me- +n…
n→ n
Meniatkan
Menafkahi
meN-
/l/ = l
Luka
Lari
/meØ-/ :
→[mə- +l…]
     me- +l…
l→ l
Melukai
Melarikan

meN-
/r/ =r
Rasa
Ramal
/meØ-/ :
→[mə- +r…]
     me- +r…
r→ r
Merasakan
Meramalkan
meN-
/w/ =w
Wakil
Wajib
/meØ-/ :
→[mə- +w…]
     me- +w…
w→ w
Mewakili
mewajibkan
meN-
/ň/ = ny
Nyaring
Nyanyi
/meØ-/ :
→[mə- +ň…]            
     me- +ny…
ny→ ny
Menyaringkan
Menyanyikan
meN-
/y/ = y
Yakin
/meØ-/ :
→[mə- +y…]
     me- +y…
y→ y
Meyakinkan

2.       Prefik meN- direalisasikan mejadi mem-:
Hal ini terjadi jika bentuk dasar yang mengikuti prefiks meN- berfonem /b/, /p/, /f/, dan /v/ dan direalisasikan dalam bentuk nasal bilabial /m/. Akan tetapi untuk bentuk dasar yang berfonem /p/ fonem ini mengalami perubahan nasal bilabial /m/ tetapi nasalisasi mengalami zeronisasi sehingga menjadi /meø-/.
Contoh :
meN- + pukul                    →        mem- + pukul
                                                                        meø- + mukul
                                                            →        [məø- + mukul]
                                                            →        [məmakai]
                                                            →        memakai
Prefiks
Fonem Awal
Bentuk Dasar
Realisasi Nasal dan Realisasi Fomem Awal
Hasil Ubahan
meN-
/b/ = b
Bantu
Buang
/mem-/ :
→[məm- +b…]
     mem- +b…
b→ b
Membantu
Membuang

meN-
/p/ = p
Putar
Putus
/meØ-/ :
→[mə- +m…]
     me- +m…
p→ m
Memutar
Memutus

meN-
/f/ = f
Fitnah
/mem-/ :
→[məm- +f…]
     mem- +f…
f→ f
Memfitnah

meN-
/v/ =v
Variasi
meN-
/mem-/ :
→[məm- +v…]
     mem- +v…
v→ v
Memvariasikan

3.       Prefik meN- direalisasikan sebagai men-:
Prefik meN- direalisasikan sebagai men- ketika diikuti oleh bentuk dasar yang berfonem /d/, /t/, /c/, /j/, /z/, /∫ (sy)/. Akan tetapi untuk bentuk dasar yang fonem awalnya /t/, pada nasalisasinya terjadi zeronisasi sehingga menjadi /meø-/.
Contoh :
meN- + tata           →        men- + tata
                                                →        meø- + nata
                                                →        [məø- + nata]
                                                →        [mənata ]
                                                →        menata


Prefiks
Fonem Awal
Bentuk Dasar
Realisasi Nasal dan Realisasi Fomem Awal
Hasil Ubahan
meN-

/d/ = d
Donor
Dana

/men-/ :
→[mə- +d…]
     me- +d…
d→ d
Mendonorkan
Mendanai
meN-
/t/ = t
Tipu 
Tindas
/meØ-/ :
→[məø- +n…]
     me- +n…
t→ n
Menipu
Menindas
meN-
/c/ = c
Curi
Cium 
/men-/ :
→[məň- +c…]
     men- +c…
c→ c
Mencuri
Mencium
meN-
/j/ =j
Jumlah
Jemur 
/men-/ :
→[məň- +j…]
     men- +j…
j→ j
Menjumlah
Menjemur
meN-
/z/ = z
Zakat
Zalim
/men-/ :
→[məň-+z…]
     men- +z…
z→ z
Menzakati
Menzalimi
meN-
/∫/ = sy

Syarat
/men-/ :
→[məň- +∫…]
     me- +sy…
sy→ sy
Mensyaratkan

4.       Prefiks  meN- direalisasikan sebagai meny-:
Peristiwa ini terjadi jika bentuk dasar yang mengikuti prefiks meN- berfonem awal /s/ akan tetapi fonem ini mengalami perubahan menadi nasal lamino-palatal /ň/ yang secara otografis ditulis dengan ejaan ny sedangkan nasalisasi pada prefik meN- mengalami zeronisasi sehingga menjadi /meø/. Pada kasus ini terdapat penghilangan nasal dan prefiksnya.
Contoh :
meN- + susah                    →        meny- + susah
                                                                        meø- + nyusahkan
                                                            →        [məø- + ňusahkan]
                                                            →        [məňusahkan]
                                                            →        menyusahkan
Prefiks
Fonem Awal
Bentuk Dasar
Realisasi Nasal dan Realisasi Fomem Awal
Hasil Ubahan
meN-
/s/ = s
Sadar 
Suka
Suruh
Salam
/meø-/ :
→[məø- +ň…]
     me- +s…
s→ ny
Menyadarkan
Menyukai
Menyuruh                  
Menyalami

5.       Prefiks meN- direalisasikan sebagai meng-:
Pada peristiwa ini terjadi nasalisasi yang berbentuk nasal dorso-velar /ŋ/ yang secara otografis ditulis (ng) dan terjadi jika bentuk dasar yang mengikuti prefiks meN- berfonem awal /k/, /g/, /q/, /a/, /i/, /u/, /e/, /o/. Akan tetapi untuk bentuk dasar yang fonem awalnya /k/, fonem ini mengalami perubahan menjadi nasal darso- velar /ŋ/ sedangkan nasalisasi pada prefiks mengalami zeronisasi sehingga menjadi /meø-/. Dengan kata lain, ada peristiwa penghilangan nasal pada prefiksnya.
Contoh :
meN- + kuatkan    →        meng- + kuatkan
                                                →        meø- + nguatkan
                                                →        [məø- + ŋuatkan]
                                                →        [məŋuatkan]
                                                →        menguatkan
Prefiks
Fonem Awal
Bentuk Dasar
Realisasi Nasal dan Realisasi Fomem Awal
Hasil Ubahan
meN-
/g/ = g
Gambar
Ganggu 
/meng-/ :
→[məŋ- +g…]
     meng- +g…
g→ g
Menggambarkan
Mengganggu
meN-
/k/ = k
Kurang  
Kupas
/meØ-/ :
→[məø- +ng…]
     me- +ng…
k→ ng
Mengurangi
Mengupasi
meN-
/h/ = h
Hancur
Harum
/meng-/ :
→[məŋ- +h…]
     meng- +h…
h→ h
Menghancurkan
Mengharumkan

meN-
/q/ =q
Qodho
Qosar
/meng-/ :
→[məŋ- +q…]
     meng- +q…
q→ q
Mengqodho
Mengqosar
meN-
/x/ = kh
khusus
/meng-/ :
→[məŋ-+kh…]
     meng- +kh…
x→ kh
Mengkhususkan
meN-
Semua fonem vocal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/
Atur
Izin
Urus
Elok
Obat
/meng-/ :
→[məŋ- +vokal…]
     meng- +vokal…
vokal→ vokal
Mengatur
Mengizinkan
Mengurus
Mengelokkan
Mengobati

6.       Prefiks meN- direalisasikan sebagai menge-:
Hal ini menunjukkan bahwa adanya proses perubahan bunyi meN- menjadi [məŋə-] yang secara otografis ditulis dengan ejaan /menge-/.  Peristiwa ini terjadi jika bentuk dasar yang mengikuti prefiks meN- berupa bentuk dasar yang hanya berunsur satu silabel.
Contoh :
meN- + Bom         →        menge- + bom
                                                →        [məŋəbom]
                                                →        mengebom
Prefiks
Fonem Awal
Bentuk Dasar
Realisasi Nasal dan Realisasi Fomem Awal
Hasil Ubahan
meN-
Konsonan apa saja
(satu silabel)
Bom
Pel
Las
Cat
Sah
cek
/menge-/ :
→[məŋŋə- +(silabel)…]
     menge- +(silabel)…
silabel→ silabel
Mengebom
Mengepel
Mengelas
Mengecat
Mengesahkan
Mengecek

Prefik meN- yang bergabung dengan bentuk dasar yang fonem awalnya /k/, /t/, /s/, /p/, maka mengalami pembatalan nasalisasi dan fonem awal dari bentuk dasar akan berubah menjadi homogran sesuai dengan fitur fonem awal.
Contoh :
meN- + patahkan                    →        mematahkan
meN- + tertipkan                     →        menertipkan
meN- + kuasai                         →        menguasai
meN- + sarankan                     →        menyarankan

B.       Prefiks peN-
Penggunaan peN- sebagai lambang awalan dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia memiliki enam awalan, yaitu pe-, pen-, peny-, pem-,peng-, dan penge-.
Fungsi afiks peN- sebagai pembentuk kata nomina (benda).
prefiks peN- pada dasarnya sama dengan morfofonemik prefiks meN- dengan tambahan sedikit catatan.
Pertama: Apabila fonem awal bentuk dasar yang mengikutinya berfitur bunyi tansuara termasuk fonem awal untuk klaster. Fonem-fonem itu akan berubah menjadi nasal yang homogran meskipun adakalanya fonem yang dimaksud tidak berubah. Hal ini terkait dengan kata-kata berprefiks meN-.
No
Bentuk Dasar
Prefiks meN-
Prefiks peN-
1
Proses
Memproses
Pemroses
Pemproses
2
Pikirkan
Memikirkan
Pemikir
3
Protes
Memprotes
Pemrotes
Pemprotes
4
Kirim
Mengirim
Pengirim
5
Program
Memprogram
Pemogram
Pemprogram

Prefiks peN- diabaikan jika prefiks peN- digunakan untuk menurunkan kata-kata baru yang erat berkaitan dengan bentuk kata berprefiks ber- atau di-. Kata-kata ubahan yang terjadi merupakan kata-kata yang bersangkutan dengan profesi atau pekerjaan.
No
Bentuk Dasar
Prefiks meN-
Prefiks ber- /di-
Prefiks peN-
1
Tinju
Meninju
-
-
Bertinju
Peninju
Petinju
2
Suruh
Menyuruh
-
Disuruh
Penyuruh
Pesuruh
3
Tatar
Menatar
-
-
Ditatar
Penatar
Petatar
4
Tani
-
Bertani
Petani
5
Nyanyi
Menyanyi
Bernyanyi
Penyanyi
6
Kerja
-
Bekerja
Pekerja
7
Tugas
-
Bertugas
Petugas
8
Sepakbola
Menyepakbola
-
Bersepakbola
Penyepakbola
Pesepakbola
9
Tenis
-
Bertenis
Petenis






C.    Makna Afiks meN- dan peN-
Afiks meN-
Semua kata berafiks meN- termasuk golongan kata verbal. Karena itu afiks meN- hanya memiliki satu fungsi saja, yaitu sebagai pembentuk kata kerja (verba) transitif dan intransitif (Ramlan, 2009: 107).
Yang dimaksud kata kerja (verba) adalah kata yang pada tataran klausa memiliki kecenderungan menduduki fungsi predikat, dan pada tataran frase dapat dinegatifkan dengan kata tidak. Misalkan kata mengerjakan, memeriksa yang menduduki fungsi predikat dalam klausa-klausa di bawah ini:
·         Petani mengerjakan sawahnya dengan tekun.
·         Dengan rajin bapak guru memeriksa karangan muridnya.
Dan yang dapat dinegatifkan dengan kata tidak pada tataran frase menjadi tidak mengerjakan, tidak memeriksa.
Sebagian besar kata berafiks meN- termasuk golongan kata kerja. Ada yang termasuk golongan kata kerja transitif, ialah kata kerja yang dapat diikuti kata atau kata-kata sebagai obyeknya, misalnya kata kerja menulis, membaca, menjual, membeli, membuat, memegang, memasak, menanam, menggali, mengimport, menyusun, dan ada yang termasuk golongan kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak dapat diikuti kata atau kata-kata sebagai objeknya, misalnya kata-kata melebar, menyempit, menepi, merokok, mendarat, mengudara, membesar, meninggi, meluas. Yang termasuk golongan kata sifat, misalkan kata mengantuk dan menyendiri.
Bentuk dasar kata-kata berafiks meN- mungkin berupa pokok kata, misalnya:
·         Mengambil → ambil
·         Meresmikan → resmikan
·         Merundingkan → rundingkan
·         Memperbesar → perbesar
·         Memukuli → pukuli
·         Mengetahui → ketahui
·         Mengalirkan → alirkan

Mungkin berupa kata verba. Kata verba yang banyak menjadi bentuk dasar kata berafiks meN- ialah kata verba yang termasuk golongan kata sifat, misalnya:
·         Melebar → lebar
·         Meluas → luas
·         meninggi→ tinggi
·         menyempit → sempit
·         memberat → berat
·         mengecil → kecil
Sedangkan yang termasuk golongan kata kerja hanya ada beberapa saja, misalnya:
·         memakan → makan
·         mendatang → datang
·         menurun → turun
Mungkin pula berupa kata nomina, misalnya:
·         membabi buta →babi buta
·         mengalun → alun
·         menggulai → gulai
·         merokok → rokok
·         mendarat → darat
·         membatu → batu
Ada juga kata meN- yang bentuk dasarnya berupa kata-kata golongan lain, misalnya:
·         menyatu → satu
Akibat pertemuan afiks meN- dengan bentuk dasarnya, timbullah berbagai makna. Makna yang banyak dijumpai dalam penggunaan bahasa ialah (Ramlan, 2009: 110):
1.      Apabila bentuk dasarnya berupa pokok kata, afiks meN- menyatakan makna “suatu perbuatan yang aktif lagi transitif”, maksudnya perbuatan itu dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subyek dan lagi menuntut adanya obyek. Makna ini, misalnya terdapat pada kata mengambil, menulis, mencetak, memperkaya, meresmikan, merundingkan, memukul, membaca, melukis, mengakui, dan masih banyak lagi.
2.      Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, afiks meN- menyatakan makna “menjadi seperti keadaan yang tersebut pada bentuk dasarnya atau singkat dapat dikatakan menyatakan makna proses”. Misalkan:
·         Melebar                 : ‘menjadi lebar’
·         Meluas                   : ‘menjadi luas’
·         Meninggi               : ‘menjadi tinggi’
·         Menyempit            : ‘menjadi sempit’
·         Mengecil               : ‘menjadi kecil’

Demikian pula pada kata-kata menyombong, mereda, membesar, merata, mencair, membeku, menguning, membusuk, membaik, mengeras, dan sebagainya.
3.      Apabila bentuk dasarnya berupa kata nomina, afiks meN- menyatakan berbagai makna seperti “memakai apa yang tersebut pada bentuk dasar, menuju ke tempat, yang tersebut pada bentuk dasar, membuat apa yang tersebut pada bentuk dasar, dan lain-lainnya lagi”, yang di sini dirangkum dalam satu makna, ialah “melakukan tindakan berhubungan dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar”. Misalnya:
·         Membabi buta                   : ‘berlaku seperti babi buta’
·         Menepi                              : ‘menuju ke tepi’
·         Menggulai                         : ‘membuat gulai’
·         Merokok                            : ‘mengisap rokok’
·         Mendarat                           : ‘menuju ke darat’
·         Mendoa                             : ‘mengucapkan doa’
·         Mengabdi                          : ‘berlaku sebagai abdi’
·         Membujang                       : ‘berlaku sebagai bujang’

Demikian pula menggunung, mengombak, mengalun, menganak sungai, membukit, mencangkul, mengekor, mematung, mendarah daging, dan sebagainya.

4.      Pada kata mengantuk dan menyendiri afiks meN- menyatakan makna ‘dalam keadaan’, atau boleh juga dikatakan menyatakan makna ‘statif’.

Afiks peN-
      Kata berafiks peN- termasuk kata nominal, misalnya kata pembaca, penulis, pengarang, pemimpin, penembak dan sebagainya.
      Kata pemalas, penakut, pemarah, peramah dan juga kata periang, pengasih, penyayang, dan sebagainya. Kiranya perlu dipermasalahkan di sini. Sebagai kata nomina, kata-kata tersebut jelas dari kemungkinannya didahului kata negatif bukan dan tidak mungkin dinegatifkan dengan kata tidak:
                              Pemalas
                              Penakut
Ia bukan                Pemarah
                              Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang

Pemalas
Penakut
Pematah
Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang
Namun demikian menarik perhatian juga bahwa kata-kata itu dapat didahului kata sangat, suatu kata tambahan yang selalu terletak di muka kata verba, teristimewa di muka kata sifat, dan tidak pernah terletak di muka nominal:
Pemalas
Penakut
Pemarah
Peramah
Periang
Pengasih
Penyayang

            Mengingat kata-kata itu tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak, ialah suatu kata yang merupakan ciri kata verba di samping ciri-ciri yang lain, maka kami berpendapat bahwa kata-kata di atas termasuk golongan kata nominal, dan dengan demikian, afiks peN- hanya memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata nomina (Ramlan, 2009: 125).
            Bentuk dasar kata berafiks peN- bermacam-macam. Ada yang berbentuk pokok kata, dan dalam hal ini, kata berafiks peN- memiliki pertalian dengan kata berafiks meN-, misalnya:
                        Pembaca          : bertalian dengan membaca
                        Pengarang       : bertalian dengan mengarang
                        Pembela           : bertalian dengan membela
                        Pencukur         : bertalian dengan mencukur
                        Peninju            : bertalian dengan meninju
                        Pemotong        : bertalian dengan memotong
                        Pemberantas    : bertalian dengan memberantas

Ada yang berupa kata sifat, misalnya:
                        Pemalas           ← malas
                        Penakut           ← takut
                        Pemalu            ← malu
                        Peramah          ← ramah
                        Periang            ← riang
            Di antara kata yang berafiks peN- yang bentuk dasarnya berupa kata sifat ada yang memiliki pertalian dengan kata kerja berafiks meN-, ialah kata kerja meN- yang bentuk dasarnya berafiks –kan, misalnya:
Pengeras (suara)          : bertalian dengan mengeraskan
                        Penguat                       : bertalian dengan menguatkan
                        Pendingin                    : bertalian dengan mendinginkan
                        Penghalus                    : bertalian dengan menghaluskan
                        (kaca) pembesar          : bertalian dengan memperbesarkan
                        Pemanis                       : bertalian dengan memaniskan
                        Perusak                        : bertalian dengan merusakkan
Di samping itu, ada juga kata berafiks peN- yang bentuk dasarnya berupa kata nominal. Misalnya:
Pelaut                          ← laut
                        Penyair                        ← syair
                        Pengusaha                   ← usaha
                        Pencangkul                  ← cangkul
            Afiks peN- memiliki berbagai makna yang dapat digolongkan sebagai berikut.
1.      Apabila bentuk dasarnya berupa pokok kata, afiks peN- menyatakan makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan menyatakan makna ‘agentif’. Misalnya:
Pembaca          :           ‘yang (pekerjaannya) membaca’
Pengarang       :           ‘yang (pekerjaannya) mengarang’
Pembela           :           ‘yang (pekerjaannya) membela
Pencukur         :           ‘yang (pekerjaannya) mencukur’
            Demikian pula afiks peN- pada kata-kata pemimpin, penyusun, pemrasaran, pelukis, pengarah, pengganggu, penjaga, pembunuh, pendorong, pencipta, pembebas, pemborong, penyanyi, penari, dan masih banyak lagi.

2.      Di samping makna nomor 1 di atas, afiks peN- mungkin juga menyatakan makna ‘alat yang dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’, misalnya:
Pemotong        :           ‘alat untuk memotong’
Pemukul          :           ‘alat untuk memukul’
Penjahit           :           ‘alat untuk menjahit’
Pengangkut     :           ‘alat untuk mengangkut’
            Demikian pula afiks peN- pada kata penahan, penolak, pembasmi, pemberantas, pencegah, pembeli, pemancar, dan sebagainya.
3.      Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, afiks peN- menyatakan makna ‘yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasarnya’, misalnya:
Pemalas           : ‘yang memiliki sifat malas’
Penakut           : ‘yang memiliki sifat takut’
Pemalu                        : ‘yang memiliki sifat malu’
Pemarah          : ‘yang memiliki sifat ramah’
Periang            : ‘yang memiliki sifat riang’
            Demikian pula kata penyusah, pemuruh, pendiam, penyayang, pengasih, pemberani, dan sebagainya.
4.      Selain makna yang tersebut pada nomor 3 di atas, apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, afiks peN- mungkin juga menyatakan makna ‘yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar’, misalnya:
Pengeras          : ‘yang menyebabkan jadi keras; yang mengeraskan’
Penguat           : ‘yang menyebabkan jadi kuat; yang menguatkan’
Pendingin        : ‘yang menyebabkan jadi dingin; yang mendinginkan’
Penghalus        : ‘yang menyebabkan jadi halus; yang menghaluskan’

Demikian juga kata-kata penyakit, penawar, pemanis, (kaca) pembesar, Perusak, Penyelamat, dan sebagainya.

5.      Apabila bentuk dasarnya berupa kata nomina, afiks peN- menyatakan makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan berhubungan dengan benda tersebut pada bentuk dasarnya’. Misalnya:
Penyair            : ‘yang (pekerjaannya) mencipta syair’
Pelaut              : ‘yang (pekerjaannya) melakukan pekerjaan di laut’
Pengusaha       : ‘yang (pekerjaannya) mengusahakan suatu usaha’
Penggergaji     : ‘yang (pekerjaannya) melakukan pekerjaan dengan gergaji;      
                                     ‘yang (pekerjaannya) menggergaji’.


D.    Penutup
Pada dasarnya afiks meN- dan peN- sama dalam pembentukan kata dan memiliki perbedaan pada fungsi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengimbuhan: Imbuhan me- + KTSP

Sebelumnya, silakan jawab beberapa pertanyaan ini. Tentukan penulisan imbuhan me- yang tepat di antara kedua kata berikut! 1. mengkontrak atau mengontrak 2. mensejahterakan atau menyejahterakan 3. mempaku atau memaku 4. mentraktir atau menraktir 5. mengkonsolidasi atau mengonsolidasi 6. mempengaruhi atau memengaruhi 7. mempercayai atau memercayai 8. memperhatikan atau memerhatikan 9. mempertinggi atau memertinggi 10. mempunyai atau memunyai Dari kesepuluh jawaban tersebut, silakan hitung jawaban kamu yang benar. Jawaban yang tepat adalah 1. mengontrak 2. menyejahterakan 3. memaku 4. mentraktir 5. mengonsolidasi 6. memengaruhi 7. memercayai 8. memerhatikan 9. mempertinggi 10. mempunyai Jika jawaban kamu ada yang salah, silakan lanjutkan membaca tulisan ini karena saya akan memberikan beberapa petunjuk mengenai hal tersebut. Namun, jika benar semua, selamat, tandanya kamu sudah menguasai pengimbuhan me- sehingga tidak perlu memba...

Analisis Gerakan Feminisme Puisi "Surat Seorang Istri" Karya W.S.Rendra

W.S.Rendra adalah salah satu penulis terkenal Indonesia yang karyanya paling banyak disukai generasi zaman sekarang. Karyanya yang paling banyak adalah berupa puisi dan syair yang lebih mengisahkan kehidupan kaum wanita. Dalam sejarah hidup beliau, dia sudah mulai mengenal lawan jenis saat usia 11 tahun, dia punya banyak teman. Daya Tarik dari tingkah laku beliau sudah barang tentu memikat gadis-gadis. Memang beliau tampak sebagai anak yang gemar menggoda saat itu. Mungkin hal inilah yang menyebabkan karya-karyanya lebih mengisahkan kaum wanita. Salah satu karyanya yang terkenal dalam buku Puisi-Puisi Cinta adalah puisi yang berjudul “Surat Seorang Istri” yaitu pada halaman 32. Gerakan feminime dalam pusi Surat Seorang Istri karya W.S.Rendra adalah mengandung feminisme Liberal yaitu adanya kesetaraan hak dan kedudukan antara pria dan wanita yaitu pada bait ke-5 puisi yang berbunyi: Engkau memang rajawali, Abang ! Tabah dan mengagumkan ! Harus kulepas engkau terbang Bila ...

Analisis Anafora dan Katafora Pada Wacana Berita "Misteri Tewasnya Ilmuwan NASA, Dibunuh Alien ?"

1.       Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, pemikiran kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan yang disertai dengan unsur segmental dan nonsegmental. Menurut Kurniawan (1999:221) dalam Darma (2009:3) bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia sehingga dalam kenyataannya bahasa menjadi aspek penting dalam melakukan sosialisasi atau berinteraksi sosial. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan berbagai berita, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan lain-lain kepada orang lain. Bahasa meliputi tataran gramatikal yakni mulai dari tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana. Berdasarkan hierarkinya, wacana merupakan tataran bahasa terbesar, tertinggi dan terlengkap. Hal ini dikarenakan wacana dibentuk oleh paragraf-paragraf, yang dibentuk oleh kalimat-kalimat. Wacana yang baik adalah wacana yang memperhatikan hubungan anta...

Contoh Proposal KKN

Denpasar , 3 Agustus 2016 Nomor              : 00 2 /KKN.UNMAS/ VII /2015 Lampiran          :1 (satu) Gabung Perihal              :Permohonan Dana Kepada Yth. LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar         d i             Tempat Dengan hormat,             Dalam rangka merealisasikan program kerja mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mahasaraswati Denpasar Angkatan XXXI X Periode I I di UNMAS dan sekitarnya dari tanggal 25 Juli 2014 s.d. 3 September 201 6 kami bermaksud untuk mengajukan permohonan dana.             Sehubungan dengan hal tersebut kami ajukan proposal permohonan dana ...

Teori Drama

A.     Sejarah Drama Kelahiran drama purba -           Upacara Primitif -           Nyanyian Penghormatan -           Mendengarkan Cerita 1.       Drama dan teater Yunani kuno -           Festival tari dan nyanyian (600 SM) -           Pemujaan dewa Dyonisius (dewa kesuburan bagi bangsa Yunani) -           Tradisi sayembara drama Tokoh drama Yunani a.        Aristoteles Penggagas tata pemanggungan drama Yunani dan hukum drama. Pemanggungan drama Yunani: -           Poeima ( toko menginginkan sesuatu ) -           Pathema ( tersiksa ...