W.S.Rendra
adalah salah satu penulis terkenal Indonesia yang karyanya paling banyak
disukai generasi zaman sekarang. Karyanya yang paling banyak adalah berupa
puisi dan syair yang lebih mengisahkan kehidupan kaum wanita. Dalam sejarah
hidup beliau, dia sudah mulai mengenal lawan jenis saat usia 11 tahun, dia
punya banyak teman. Daya Tarik dari tingkah laku beliau sudah barang tentu
memikat gadis-gadis. Memang beliau tampak sebagai anak yang gemar menggoda saat
itu. Mungkin hal inilah yang menyebabkan karya-karyanya lebih mengisahkan kaum
wanita.
Salah
satu karyanya yang terkenal dalam buku Puisi-Puisi Cinta adalah puisi yang
berjudul “Surat Seorang Istri” yaitu pada halaman 32. Gerakan feminime dalam
pusi Surat Seorang Istri karya W.S.Rendra adalah mengandung feminisme Liberal
yaitu adanya kesetaraan hak dan kedudukan antara pria dan wanita yaitu pada
bait ke-5 puisi yang berbunyi:
Engkau
memang rajawali, Abang !
Tabah
dan mengagumkan !
Harus
kulepas engkau terbang
Bila
penat mari kutimang
Lelaki
itu batang pohonan
Dan
perempuan adalah pupuknya
Tokoh
perempuan dalam puisi Surat Seorang Istri karya W.S. Rendra adalah ada dua
yaitu Istri dan anak kecil bernama Sitti. Istri berprofesi sebagai ibu rumah
tangga sedangkan Sitti masih kanak-kanak (belum ada pekerjaan). Profesi Istri
terlihat pada bait ke-3 dan ke-6 puisi yaitu:
Sarung
bantalmu sudah kucuci
dan
telah pula kubelikan
tembakau
kesukaanmu
Rumah
kita tetap tenteram
Sorga
kita berdua yang sederhana
Rumput-rumput
kusiangi
dan
dilantai yang bersih
bermain
anak-anak kita
Mereka
rajin menggosok gigi
dan
selalu menyebut nama bapanya
di
dalam doa malam mereka
W.S.
Rendra menginginkan kaum wanita dalam puisi Surat Seorang Istri yaitu mejadikan wanita sebagai orang yang
penyayang dan setia terhadap laki-laki atau dengan kata lain wanita lebih memperhatikan
laki-laki dalam hidup khususnya
suami karena sebagai tulang punggung dalam kehidupan keluarga.
Hal ini diucapakan Istri pada bait ke-10 puisi yaitu:
Di
hari Natal aku akan berdoa:
“Jesus
kecil jang manis !
Berilah
lekas suamiku pulang
bila
tujuannya telah terpegang.
Supaya
tiap sore
bisa
kuladeni teh yang panas
dan
bila ia akan merokok
bisa
kunyalakan api baginya
Istrimu
yang setia.
Kehidupan
W.S. Rendra yang penuh lika-liku, pertentangan, dan perlawanan merupakan salah
satu gambaran utuh yang dituangkan dalam puisi-puisinya. Tema percintaan dalam
kehidupannya pun telah menjadi santapan hangat baginya untuk dituangkan dalam
tulisan-tulisannya. Bentuk lugas dalam penyampaian puisinya sering kali
menimbulkan multi interpretasi bagi pembacanya. Hal ini tercipta dalam puisinya
yang berjudul “Surat Seorang Istri”.
Daftar
Pustaka : Edi Haryono. 2015. Puisi-Puisi
Cinta. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka
Komentar
Posting Komentar