1.
Sinopsis
Film
Di sebuah rumah bergaya arsitektur
kolonial yang terletak di Kotagede, selatan Jogyakarta. Seorang perempuan
berparas cantik yang sangat menyayangi
seorang anak kecil bernama Dewa dengan penuh kasih. Namun anak kecil itu tak
bergeming, seolah tidak mampu berinteraksi dengan dunia. Perempuan itu bernama
Renjani. Dewa yang dilahirkan dengan jaringan otak yang rusak berat. Selain
itu, dia juga mempunyai kecenderungan autisme dan penyandang tuna wicara.
Tubuhnya kerdil, kepalanya selalu tertunduk ke bawah dengan pandangan mata yang
hampa.
Dewa diasuh oleh Renjani di Rumah Asuh Ibu Sejati,
sebuah rumah yatim piatu yang dulunya merupakan rumah peninggalan neneknya. Renjani selalu memperlakukan Dewa sebagai anak
normal. Ia selalu bercerita kepada Dewa tentang kehidupan dan sering mengajak
anak itu berpergian. Sewaktu mengubur seorang bayi yang meninggal, Renjani
berkata : “Saya pikir setelah berulang kali mengalami kematian saya akan
terbiasa. Ternyata masih sakit juga rasanya, ya Mbak Wid. Hati masih bisa
sakit.” Mbak Wid menjawab: “Hati memang teka-teki yang abadi. Terkadang kuat,
terkadang lemah.
Mbak Wid adalah seorang wanita yang
berusia sekitar 40 tahun yang berprofesi sebagai dokter anak yang tegas dan
profesional. Wanita yang juga dikaruniai indera ke-enam itu memiliki kesamaan
dengan Renjani, sama-sama mencoba melupakan masa lalunya. Dia juga selalu
mencoba menyadarkan Renjani bahwa Dewa tidak memiliki kemampuan seperti yang
dipercaya oleh Renjani. Namun Renjani tetap percaya bahwa suatu hari Dewa akan
menunjukkan tanda bahwa dia mendengar semua yang dikatakan Renjani.
2.
Unsur
instrinsik film
·
Tema
Ada
dua tema yang dipadukan dalam film “Biola Tak Berdawai”, yaitu tema sosial dan
percintaan.
·
Tokoh
-
Renjani
-
Dewa
-
Mbak Wid
-
Anak-anak pencari ikan
·
Penokohan
-
Renjani: dikisahkan sebagai perempuan
penyayang dan baik hati
-
Dewa: dikisahkan sebagai anak pendiam
penyandang tuna wicara dan komplikasi cacat tubuh, tampilan
fisiknya tidak normal.
-
Mbak Wid: dikisahkan sebagai perempuan
yang tegas
-
Anak-anak pencari ikan: dikisahkan
sebagai anak yang suka mengejek
·
Latar
-
Latar tempat : Panti, hamparan sawah, makam,
dan pantai
-
Latar suasana : tegang, bahagia, dan
sedih
·
Amanat
Menimbulkan
kepedulian penonton terhadap nasib anak-anak tunadaksa yang terlantar.
3.
Unsur
Ekstrinsik
·
Latar Belakang penciptaan
Film
ini dibuat untuk meningatkan penonton akan kepedulian terhadap anak-anak cacat.
·
Kondisi Masyarakat
-
Ekonomi: yang melakoni film ini adalah
orang yang hidupnya tidak terlalu kaya
dan juga tidak terlalu miskin.
-
Sosial budaya: pelantaran anak
Komentar
Posting Komentar