A. Konsep
Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
Contextual teaching and Learning (CTL)
adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh ntuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Ada tiga hal yang harus dipahami.
Pertama CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,
artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
Kedua CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk
menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata.
Ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya
CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya,
akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.
Terdapat lima karakteristik penting
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
- Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge)
- Pembelajaran untuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge)
- Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)
- Mempraktikan pengetrahuan dan pengalaman tersebut (applying knomledge)
- Melakukan refleksi (reflecting knowledge)
B. Latar
Belakang Filosofi dan Psikologis CTL
1.
Latar belakang Filosofis
CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat
konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya
dikembangkan oleh Jean Piaget. Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil setiap
anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan “skema”. Skema
terbentuk karena pengalaman, dan proses penyempurnaan skema itu dinamakan
asimilasi dan semakin besar pertumbuhan anak maka skema akan semakin sempurna
yang kemudian disebut dengan proses akomodasi.
Pendapat Piaget tentang bagaimana
sebenarnya pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat
berpengaruh terhadap beberapa model pembelajaran, diantaranya model
pembelajaran kontekstual. Menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu
akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa.
2.
Latar belakang Psikologis
Dipandang dari sudut psikologis, CTL
berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar
terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa
mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respon. Belajar melibatkan proses
mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan atau
pengalaman.
Ada yang
perlu dipahami tentang belajar dalam konteks CTL.
- Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki
- Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas.
- Belajar adalah proses pemecahan masalah
- Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang dari yang sederhana menuju yang kompleks
- Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.
C. Perbedaan
CTL dengan Pembelajaran Konvensional
NO
|
Perbedaan
CTL dengan Pembelajaran Konvensional
|
|
CTL
|
Pembelajaran
Konvensional
|
|
1
|
Siswa
sebagai subjek belajar
|
Siswa
sebagai objek belajar
|
2.
|
Siswa
belajar melalui kegiatan kelompok
|
Siswa
lebih banyak belajar secara individu
|
3.
|
Pembelajaran
dikaitkan dengan kehidupan nyata
|
Pembelajaran
bersifat teoritis dan abstrak
|
4
|
Kemampuan
didasarkan atas pengalaman
|
Kemampuan
diperoleh dari latihan-latihan
|
5
|
Tujuan
akhir kepuasan diri
|
Tujuan
akhir nilai atau angka
|
6
|
Prilaku
dibangun atas kesadaran
|
Prilaku
dibangun oleh factor dari luar
|
7
|
Pengetahuan
yang dimiliki individu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya
|
Pengetahuan
yang dimiliki bersifat absolute dan final, tidak mungkin berkembang.
|
8
|
Siswa
bertanggungjawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran
|
Guru
penentu jalannya proses pembelajaran
|
9
|
Pembelajaran
bisa terjadi dimana saja
|
Pembelajaran
terjadi hanya di dalam kelas
|
10
|
Keberhasilan
pembelajaran dapat diukur dengan berbagai cara
|
Keberhasilan
pembelajaran hanya bisa diukur dengan tes
|
D. Peran
Guru dan Siswa dalam CTL
Setiap siswa mempunyai gaya yang
berbeda dalam belajar. Perbedaan yang dimiliki siswa tersebut dinamakan sebagai
unsure modalitas belajar. Menurut Bobbi Deporter ada tiga tipe gaya belajar
siswa, yaitu tive visual, auditorial dan kinestis.
Tipe visual adalah gaya belajar
dengan cara melihat, sedang tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara
menggunakan alat pendengarannya, dan tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan
cara bergerak.
Sehubungan
dengan hal itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru
manakala menggunakan pendekatan CTL.
- Siswa harus dipandang sebagai individu yang sedang berkembang
- Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan
- Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui
- Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada.
E.
Asas-Asas CTL
CTL sebagai suatu pendekatan
pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL
1.
Konstruktivisme
Kontruktivisme adalah proses
pembangunan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menekankan
bahwa pembelajaran tidak semata sekedar menghafal, mengingat pengetahuan. Akan
tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif
secara mental. Membangun pengetahuannya, yang didasari oleh struktur
pengetahuan yang dimilikinya. Menurut kontrutivisme, pengetahuan itu memang
berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.
Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang
menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek
tersebut.
2. Inkuiri
Inkuiri adalah proses pembelajaran
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara
sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:
- Merumuskan masalah
- Mengajukan hipotesis
- Mengumpulkan data
- Menguji hipnotis berdasarkan data yang ditemukan
- Membuat kesimpulan
3. Bertanya
(Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah
bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi
dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam berfikir.
Dalam suatu pembelajaran yang
produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:
a)
menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran
b)
membangkitkan motvasi siswa untuk belajar
c)
merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuat
d)
memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan
e)
membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4.
Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep Masyarakat Belajar (Learning
Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui
kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan
belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya.
5. Pemodelan
(Modeling)
Merupakan proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Membahasakan yang ada dalam pemikiran adalah salah satu bentuk dari pemodelan.
Jelasnya pemodelan adalah membahasakan yang dipikirkan, memdemonstrasi
bagaimana guru menghendaki siswanya untuk belajar dan melakukan sesuatu. Dalam
pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model bisa dirancang
dengan melibatkan siswa atau bisa juga mendatangkan dari luar.
6. Refleksi
(Reflection)
Merupakan proses pengendapan
pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali
kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui. Refleksi
merupakan cara berpikir atu merespon tentang apa yang baru dipelajari. Berpikir
ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Praktek dalam
pembelajarannya adalah guru menyiapkan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan
refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang sudah diperoleh pada
hari itu.
7. Penilaian
Nyata (Authentic Assessment)
Adalah proses yang dilakukan guru
untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa member gambaran
mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru, agar siswa dapat memastikan
bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada
penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual. Evaluasi dilakukan terhadap
proses maupun hasil.
F.
Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL
a.
Pola
Pembelajaran Konvensional
Untuk
mencapai tujuan kompetensi, guru menerapkan strategi pembelajaran sebagai berikut:
- Siswa disuruh untuk membaca buku tentang pasar
- Guru menyampaikan materi pelajaran
- Guru memberikan kesempatan pada siswa untk bertanya
- Guru mengulas pokok-pokok materi pelajaran yang telah disampaikan dan dilanjutkan dengan kesimpulan
- Guru melakukan post-tes
- Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat karangan sesuai dengan tema “pasar”
Model
pembelajaran diatas jelas bahwa sepenhnya ada pada kendali guru.
b.
Pola
Pembelajaran CTL
Untuk
mencapai tujuan kompetensi, guru menerapkan strategi pembelajaran sebagai
berikut:
- Pendahuluan
- Inti
- Penutup
Komentar
Posting Komentar